Rabu, 30 Juni 2010

Obama dan Raja Arab Saudi Bicarakan Perdamaian Timur Tengah

Washington (ANTARA/Reuters)- Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Raja Abdullah dari Arab Saudi, Selasa menekankan tentang pentingnya solusi dua negara bagi perdamaian Timur Tengah yang menjamin terwujudnya sebuah negara Palestina yang berbatasan dengan Israel.

Para pemimpin Arab kecewa pada Obama yang tidak membuat kemajuan untuk menekan Israel menetapkan landasan bagi perundingan perdamaian yang ditengahi Amerika Serikat.

Obama akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih 6 Juli.

Obama mengatakan dalam jamuan makan siang dengan raja Abdullah mereka membicarakan masalah-masalah strategis termasuk Iran,Pakistan dan Afghanistan serta tentang "pentingnya mengusahakan satu jalan penting dan tegas untuk menjamin terbentuknya sebuah negara Palestina yang hidup berdampingan dengan sebuah negara Israel yang aman dan sejahtera.

Netanyahu mulai melakukan perundngan tidak langsung dengan Palestina Mei tetapi memberlakukan syarat-syarat ketat bagi disetujuiya tuntutan mereka bagi pembentukan negara Palestina.

Selain ini, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman Selasa mengatakan bahwa masalah-masalah menyangkut perudingan-perundingan itu, dan perbedaan di kalangan Palestina, menyababkan negara Palestina tidak akan dapat dibentuk tahun 2012. Ini agaknya mengacu pada satu usulan Kelompok Empat yaitu AS, Uni ropa, PBB dan Rusia agar persetujuan itu dapat dicapai saat tersebut.

Obama dan Raja Abdullah "mengharapkan perundingan-perundingan sementara antara Israel dan Palestina itu akan dapat dimulainya kembali perundingan langsung dengan tujuan dua negara yang hidup berdamping seara damai," kata Gedung Putih.

Raja Abullah hanya berbicara singkat setelah pertemuan mereka, mengucapkan terima kasih atas sambutannya dan memuji persahabatan antara kedua negara.

"Kami menghargai semua yang anda telah lakukan bagi hubungan lebih luas,meningkat dan kuat ini," katanya berbicara melalui penerjemah di Kantor Oval.

Para pengamat mengatakan Arab Saudi menginginkan Obama mengingatkan Natanyahu menyangkut perundingan perdamaian yang macet dengan Palestina dan pembekuan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Arab yang diduduki.

Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan Raja Arab Saudi itu menjamin Obama tentang dukungannya bagi prakarsa perdamaian Timur Tengah.

Ini adalah rencana tahun 2002 yang diusulkan Raja Arab Saudi yang menawarkan pengakuan pada Israel dengan imbalan penyerahan kembali wilayah-wilayah yang diduduki dan mengizinkan terbentuknya sebuah negara Palestina.

Tahun lalu Obama mengulangi kembali satu permintaan AS kepada Arab Saudi untuk membuat usaha-usaha bagi pemulihan hubungan dengan Israel sebagai satu dorongan kepada negara Yahudi itu untuk melakukan perundingan serius mengenai pembentukan negara Palestina.


sumber : yahoo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar